create your own banner at mybannermaker.com!

Sabtu, 24 Desember 2011

Mengenal Teknologi MP3

Petualangan MP3 dimulai sekitar tahun 1987 ketika Institut Fraunhofer di Jerman ingin menandingi teknologi CD Audio dengan cara teknik kompresi. Menggagas MP3 tidak lepas dari format file MPEG (Motion Pictures Expert Group). Dia adalah format standar dalam penyimpanan dan pendistribusian data multimedia terkompresi. Sebenarnya format MPEG terdiri atas tiga layer (lapisan). Layer pertama adalah frame (bingkai gambar), layer kedua adalah motion (gerakan), dan layer ketiga adalah suara. Nah, file MP3 adalah khusus menangani layer suara saja. Maka itulah dinamakan MPEG Layer 3. Format file MP3 pertama kali dikembangkan oleh Karlheinz Brandenburg pada sekitar tahun 1996 dan sekaligus menemukan algoritma Fraunhofer.

Cara kerjanya adalah menghilangkan suara-suara pada frekuensi yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Apabila sebuah CD Audio dengan format CDDA berkapasitas sekitar 640 Mb hanya mampu menyimpan rekaman sepanjang 70 menit, maka format MP3 memungkinkan sebuah file audio dengan data rate 128 kpbs sepanjang 1 menit hanya menghabiskan spasi sebesar 1 MB pada media penyimpanan. Sehingga jangan heran bila ratusan lagu (4-5 Mb) bisa dijejalkan dalam sebuah CD.

Memang betul MP3 tidak sekualitas CD, tetapi lebih baik dari kaset karena dikompresi dengan metode lossy. Bagi kebanyakan orang, perbedaan ini hampir-hampir tidak terasa. Hanya dari kalangan profesional audio (audiophile) saja yang bisa merasakan adanya perbedaan kualitas suara. Sebenarnya jenis audio digital juga banyak, walaupun tidak semuanya populer dan bisa dimainkan di suatu player.

MP3Pro, satu rumpun dengan MP3 tapi bit rate-nya lebih rendah, umumnya berjalan dengan bit rate 64 Kbps. Biasanya audio digital yang memiliki bit rate kurang dari 128 Kbps akan bermutu rendah. Namun, suaranya lebih nyaman jika dibandingkan dengan MP3, tapi tetap kalah dengan CD. File dimainkan dengan MusicMatch JukeBox (http://www.musicmatch.com/) atau Magix MP3 Maker Platinum (http://www.magix.com/).

FLAC (Free Lossless Audio Codec), sebuah produk yang bersifat open source. Bedanya, Flac tidak banyak membuang informasi dalam suara (lossless codec), sehingga ukuran file-nya pun jauh lebih besar ketimbang file audio lain. Kualitas suaranya boleh dibilang mendekati aslinya, jauh lebih jernih jika dibandingkan dengan MP3. Hasil kompresinya hanya 2/3 dari ukuran asli. Untuk detailnya bisa lihat di http://www.dbpoweramp.com.
AAC, atau MP4 dimaksudkan sebagai penerus MP3. Diciptakan untuk kebutuhan transfer data yang lebih cepat, sehingga lebih enak dipakai di internet, wireless, dan audio streaming. Meski ukuran file-nya lebih kecil, mutu suaranya lebih bagus dengan bit rate 128 Kbps

Ogg Vorbis, menghasilkan file berekstensi Ogg. Penemunya Chris Montgomery di MIT (Massachussets Institute of Technology). Sifat produknya open source. File ini berukuran kecil. Lebih kecil dan lebih bagus kualitasnya ketimbang MP3, sehingga bisa hemat space dan bandwidth. Kualitas Ogg selalu berubah-ubah karena dikembangkan banyak orang. Mutunya berdasarkan skala 1 sampai 10. Umumnya dipakai skala 3, setara dengan bit rate 128 Kbps. Info lengkap dapat dibaca di http://www.vorbis.com/.

WAV, kependekan dari Wave. Produk Microsoft dan menjadi standar file audio dalam komputer untuk Sistem Operasi, Game, maupun file suara lain yang kualitas suaranya setara dengan CD. Tetapi ukuranya besar sekali sebab tidak mengalami proses kompresi.

WMA (Windows Media Audio), temuan Microsoft tapi kalah pamor dengan MP3. Mulai merebak di kalangan pengguna windows karena berhubungan dengan hak cipta. Keunggulannya dapat melindungi file audio sehingga tidak bisa dimainkan atau disalin dengan sembarangan. WMA versi 9 hanya mampu merapatkan file sekitar 19 MB dari file asli sebesar 30 MB dan hanya Windows Media Player yang dapat menjalankannya.

http://gonglaras.blogspot.com/2009/02/mengenal-teknologi-mp3.html

MP3 Teknologi Musik Pengganti Tape Recorder

Musik adalah salah satu aspek penting kehidupan. Kita bisa lihat bahwa dalam keseharian kita, kita tidak pernah lepas dari musik. Dimanapun kita berada pasti ada musik. Ketika kita berada di kampus, ada radio kampus, di rumah ada TV, di gereja, masjid, wihara atau dimanapun juga tetap ada musik. Kelihatannya memang kehidupan manusia tidak mungkin lepas dari musik.

Teknologi musik yang pertama kali, diperkenalkan oleh Thomas Alfa Edison dengan nama Phonograph. Menggunakan piringan besar yang harus diputar dengan tangan untuk memainkan lagunya. Seiring ditemukannya motor elektrik, maka kinerja teknologi musik ini tidak lagi menggunakan tangan. Kemudian dari teknologi piringan berkembanglah teknologi tape recorder yaitu dengan menggunakan pita magnetik. Namun sesuai dengan sifat manusia yang ingin terus menerus berkembang terciptalah teknologi CD. Saya ingat pada masa dimulainya teknologi CD, teknologi CD ini mengalami persaingan berat karena harus bersanding dengan teknologi tape recorder yang harga kaset musiknya tersebut jauh lebih murah. Harga kaset tape waktu itu cuma 7.500 -15.000 rupiah, sementara harga CD waktu itu berkisar 50.000-60.000 Rupiah. Sudah jelas bukan persaingannya.

Keluarnya Teknologi MP3 menghancurkan penjualan kaset tape.

Hari-hari ini percaya atau tidak, teknologi tape recorder sudah mulai ditinggalkan. Mengapa???
1. Ada yang lebih murah
. Alasan yang klasik mungkin bagi orang Indonesia, tapi itulah kenyataannya. Musik dengan CD MP3 memang murah karena 1 CD MP3 cukup untuk merekam sampai 100 lagu berformat MP3, sementara harga yang ditawarkan hanya berkisar 10.000 Rupiah. Dengan munculnya teknologi musik MP3 yang merupakan perkembangan dari CD, maka seakan-akan hampir tidak ada alasan untuk membeli kaset tape ataupun CD kecuali alasan kejernihan suara. Dalam arti pangsa pasar penjualan CD menjadi berbeda dengan MP3.

2. Perkembangan Era digital. Dalam era digital sekarang tape tidak bisa lagi berperan banyak. Kita semua tahu harga komputer dan laptop semakin hari semakin murah. Dalam arti, laptop dan komputer bukan lagi merupakan barang mewah. Dengan komputer dan laptop kita mampu mendengarkan musik serta mengedit-edit musik. Sementara kaset tape sudah tidak mampu mengikuti perkembangan era digital sekarang. Kaset tape tidak bisa diedit semudah mengedit CD atau MP3. Untuk mengedit kaset tape kita memerlukan alat khusus yang harganya jutaan untuk menjadikan musik dalam kaset itu menjadi musik digital.


http://belajarsendiri.com/mp3-teknologi-musik-pengganti-tape-recorder/

Teknologi dan Masa Depan Dunia

Pernahkah terpikir bagaimana keadaan dunia beberapa puluh tahun lagi? Akankah teknologi menjadi bagian penting bagi manusia-manusia modern saat itu? Jika melihat kondisi masyarakat saat ini yang kehidupan sehari-harinya tak lepas dari teknologi, tentu dapat diprediksi bahwa penggunaan teknologi akan terus meningkat. Perusahaan produsen dari produk-produk teknologi pun saat ini berlomba-lomba menemukan inovasi baru untuk produk mereka yang berteknologi tinggi. Sebagian besar dari kita memang sudah tak terpisahkan dari teknologi yang terus berkembang ini. Namun, yakinkah kita bahwa teknologi dapat membawa dunia ke arah yang lebih baik? Di balik banyaknya manfaat yg dapat kita peroleh dari perkembangan teknologi yang amat pesat ini, mari kita pikirkan tentang dampak negatif yang disebabkan perubahan zaman dan perkembangan teknologi saat ini, dan di masa depan.

Jika dilihat dari segi sosial, perkembangan teknologi informasi yang pesat membuat interaksi sosial yang terjadi secara langsung intensitasnya semakin berkurang. Terjadi perubahan dalam dinamika kehidupan masyarakat. Semakin atraktifnya media komputer atau media digital lainnya dapat membuat sebagian orang seolah-olah menemukan dunia dan keasyikannya sendiri dengan berbagai macam fitur yang ada dalam sebuah komputer, handphone, atau media digital lainnya. Dapat terjadi ketergantungan terhadap media tersebut. Hal ini juga dapat membuat manusia menjadi lebih apatis terhadap orang-orang yang secara fisik berada di sekitarnya. Komunikasi pun lebih banyak terjadi secara tidak langsung antara orang-orang yang berada pada jarak jauh. Hal mengenai komunikasi ini baru merupakan dampak negatif dari salah satu media komunikasi, seperti layanan social network yang saat ini sangat banyak penggunanya. Efek lainnya, dengan penggunaan komputer atau media digital dalam berbagai aspek, mulai dari hiburan, komunikasi, hingga bisnis, akan membuat orang lebih jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan kurangnya interaksi, kemampuan interpersonal dan emosional seseorang menjadi tidak optimal. Lama-kelamaan, orang akan kesulitan menjalin komunikasi dan membangun relasi dengan orang di sekitarnya. Jika hal ini berlangsung terus menerus, manusia lama kelamaan akan menjadi sangat individualis, dan bukan tidak mungkin kelak tidak akan ada lagi interaksi dan komunikasi. Padahal, pada kodratnya manusia adalah makhluk sosial.

Selain melihat dampak dalam segi sosial tersebut, kita juga dapat memandang dampak teknologi terhadap kesehatan. Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menimbulkan masalah pendengaran. Salah satu teknologi yang sering digunakan saat ini adalah portable music player, seperti mp3, ipod, dan semacamnya. studi menunjukkan bahwa gangguan pendengaran sekarang meningkat, karena populasi yang menua telah mengalami kebisingan terus -menerus. Penelitian Dr Fligor menunjukkan bahwa 5 sampai 25 persen dari kita membiarkan MP3 player di setting terlalu tinggi. Hal ini memiliki pengaruh terhadap pendengaran kita, karena kerusakan pendengaran ternyata banyak tergantung pada kepekaan seseorang, genetika, berapa lama dan keras volume lagu yang didengarkan. Masalah lain yang dapat ditimbulkan adalah masalah penglihatan. di zaman serba online ini kita lebih lama menghabiskan waktu di depan layar komputer atau handphone. Menurut American Optometric Association, sekitar 70 persen orang yang bekerja dengan komputer mengalami masalah penglihatan seperti kemerahan, iritasi, pandangan kabur, kesulitan fokus dan sakit kepala ringan. Masalahnya berasal dari banyak faktor, seperti posisi yang buruk (memiliki layar komputer terlalu dekat atau terlalu jauh), pencahayaan yang buruk atau terlalu silau , dan kurangnya istirahat dari komputer. Tidak hanya penglihatan dan pendengaran saja yang dapat menjadi masalah. Terlalu lama berada di depan komputer, atau terlalu lama menggunakan ponsel dapat mengakibatkan pegal dan nyeri pada leher, punggung, tangan, bahkan terlalu lama memakai laptop di pangkuan pria bisa menurunkan kualitas sperma karena suhu panas yang terlalu dekat dengan pabrik sperma. Di Amerika juga ada istilah “Blackberry Thumb” yang artinya ibu jari pegal dan nyeri karena terlalu banyak dipakai untuk ber-BB. Selain itu, masalah pengaruh gelombang elektromagnetik yang berpengaruh buruk bagi kesehatan juga masih menjadi perdebatan. banyak peneliti yang mengungkap pengaruh radiasi ponsel terhadap kesehatan manusia menerangkan bahwa seseorang yang banyak terkena radiasi ponsel cepat atau lambat, dapat menyebabkan efek detrimental pada otak, bahkan ada yang berpendapat bahwa penggunaan ponsel secara terus menerus selama lima sampai 18 tahun atau lebih, dapat beresiko lebih tinggi terkena kanker leukemia atau kanker pankreas serta juga dapat menyebabkan penurunan jumlah produksi sperma sampai 80 persen. Apalagi dengan kesibukan kita di depan komputer dan bertambahnya produk teknologi yang mempermudah kita, membuat kita lebih sedikit bergerak dan kurang berolahraga. Untungnya, dalam hal olahraga ini kesadaran orang sudah mulai bertambah.

Nah, dengan berbagai dampak buruk yang dapat disebabkan oleh teknologi yang semakin berkembang ini, semoga kita menjadi lebih sadar terhadap kebutuhan dan kesehatan diri sendiri dan dapat menggunakan teknologi secara bijak agar perkembangan teknologi lebih banyak membawa dampak positif, serta kita dapat lebih optimis bahwa kelak perkembangan teknologi dapat membawa perubahan dunia ke arah yang lebih baik di masa depan.

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/12/07/teknologi-dan-masa-depan-dunia/

Sejarah penemuan Mp3

MUNCULNYA perangkat lunak MP3 telah mendorong dunia musik untuk tampil di barisan terdepan. Format data ini memungkinkan transfer file musik lewat internet sehingga dapat dengan mudah diunduh (di-download) oleh masyarakat, langsung dari PC mereka.

MP3 adalah kependekan dari MPEG Audio Layer III dan merupakan standar untuk kompresi audio yang dapat memperkecil file musik tanpa mengurangi (atau hanya sedikit mengurangi) kualitas suara yang dihasilkan. MP3 merupakan bagian dari keluarga MPEG, singkatan dari Motion Pictures Expert Group, suatu standar untuk format video dan audio yang menggunakan sistem kompresi.


Di Indonesia, format MP3 mulai populer seiring dengan menjamurnya lapak-lapak maupun distributor penjualan software. Tempat-tempat semacam ini biasanya memperjual-belikan CD (compact disc) berisi lagu-lagu dalam format MP3. Setiap keping CD dengan kapasitas 700 MB sanggup menyimpan kurang lebih 200 lagu. Inilah keistimewaan format musik MP3 yang membedakannya dengan format musik lain. Ukuran file-nya yang relatif kecil sangat memudahkan dalam penyimpanan maupun pemindahan (transfer).

Namun demikian, belum banyak orang yang tahu mengenai kisah sang penemu, yang telah memadukan pengetahuan tentang matematika, suara, dan elektronika - yang secara luar biasa, melakukannya tanpa
mengharapkan keuntungan pribadi.

Tolak tawaran dana
Kisah ini dimulai dari suatu tempat bernama Institut Frauenhofer, salah satu lembaga penelitian di Jerman yang paling prestisius dan memperkerjakan kurang lebih 250 orang sarjana. Mereka adalah para ilmuwan dan insinyur terbaik Jerman, walaupun kabarnya gaji yang mereka terima tidak lebih besar dari yang ditawarkan oleh standar industri.

Profesor Karl Heinz Brandenburg adalah salah satu ilmuwan yang bekerja di institut tersebut. Keterlibatannya dalam bidang kompresi musik dimulai sejak tahun 1977. Pada awalnya, Profesor Dieter Seitzer-lah
yang memiliki gagasan untuk menciptakan suatu metode dalam mentransfer musik melalui jalur telefon standar. Saat itu, idenya dianggap sebagai suatu teroboson brilian. Namun demikian, ia menolak setiap tawaran dana yang datang sebagai bantuan penelitian. Ia justru memutuskan untuk membentuk suatu kelompok kerja tersendiri yang terdiri dari para ilmuwan dan teknisi Frauenhofer yang memiliki minat terhadap topik semacam itu. Keberminatan Bradenburg terhadap matematika, elektronik, dan gagasan-gagasan nyleneh menjadikan mereka sebagai partner yang ideal.

Selanjutnya, penelitian mengenai kompresi file musik ini dipimpin langsung oleh Bradenburg, dan dilakukan di Institut Frauenhofer, divisi Integrated Circuits (Frauenhofer IIS), di Bavaria. Bradenburg kemudian memutuskan untuk berkonsentrasi pada upaya pengompresian file lewat algoritma. Hasilnya adalah algoritma “MPEG-1 Layer 3″ yang kemudian dipersingkat menjadi “MP3″.

Sedikitnya jumlah penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya memaksa Bradenburg dan kawan-kawan untuk menciptakan metode, teori, dan risetnya tersendiri. Kebanyakan dari pekerjaan mereka tidak hanya tentang bagaimana mengurangi ukuran file, melainkan untuk mengetahui tingkat penurunan kualitas suara yang masih dapat ditoleransi oleh persepsi manusia.

Otak dan telinga
Dalam menciptakan MP3, Brandenburg menganalisis bagaimana otak dan telinga manusia menangkap suara. Teknik yang digunakan berhasil memanipulasi telinga dengan membuang bagian yang kurang penting pada suatu file musik. Sebagai contoh, apabila terdapat dua nada yang mirip, atau apabila nada tinggi dan rendah muncul secara bersamaan, otak hanya akan memproses salah satunya. Sehingga algoritma MP3 akan memilih sinyal yang lebih penting dan membuang sisanya.Hasilnya adalah file MP3 mampu mengurangi ukuran file audio orisinal hingga 10 kali lebih kecil. Sebagai contoh, sebuah lagu dengan durasi
3 menit dapat menyita alokasi hard-disk sebesar 30 MB. Lagu yang sama dengan format MP3 hanya membutuhkan ruang sebesar 3 MB dengan penurunan kualitas suara yang minimum.

Penemuannya telah mendapatkan sejumlah perhatian di negaranya sendiri, Jerman. Tetapi sambutan hangat justru ia peroleh saat berkunjung ke Silicon Valley untuk melakukan presentasi pada 1997. Di sana ia
mendemonstrasikan pengetahuannya mengenai cara menekan ukuran file WAV tanpa membuat pendengar mengetahui perbedaannya. Beberapa pihak pun menunjukkan ketertarikannya untuk membeli projek tersebut atau mengambil alih hak kepemilikannya. Namun, Institut Frauenhofer bersikeras untuk menjaga semua hak ciptanya, walaupun mereka sebenarnya tidak memiliki banyak uang untuk mengawasi perlindungannya.

Diawali dengan Winamp
Kesuksesan MP3 dimulai pada 1998, ketika Winamp, sebuah mesin pemutar MP3 yang dibuat oleh sepasang mahasiswa bernama Justin Frankel dan Dmitry Boldyrev, ditawarkan secara cuma-cuma di internet. Dalam seketika, penikmat musik di seluruh dunia terhubung dalam satu jaringan pusat bernama MP3, dan saling menawarkan musik-musik yang memiliki hak cipta, secara gratis.

Sebelum terlalu lama, programmer lain pun seperti tidak mau ketinggalan kereta. Mereka menciptakan berbagai perangkat lunak pendukung untuk para pencinta MP3 (MP3 junkies). Encoder, ripper, dan player terbaru dirilis setiap minggunya, dan pertumbuhannya bergerak semakin kencang. Mesin-mesin pencari pun membuat proses pencarian file MP3 tertentu yang dikehendaki menjadi semakin cepat. Selain itu, player portabel seperti Rio dan iPod membuat MP3 dapat dinikmati sambil berjalan.

Saat ini, MP3 ditawarkan sebagai program shareware. Ini artinya siapa pun yang berminat dapat mendaftarkan pada Institut Frauenhofer dan membuat perangkat lunak atau file MP3-nya sendiri. Sejujurnya, mengenai hal tersebut, Bradenburg memang tidak memiliki banyak pilihan karena projek ini tidak memiliki partner software langsung dan tidak memiliki anggaran untuk membuat rantai distribusi dan pemasarannya
sendiri.

Brandenburg menyatakan bahwa ia sangat puas dengan pekerjaannya dan tidak mengambil keuntungan apa pun daripadanya. Ia pun mengaku tidak memiliki selembar saham pun di perusahaan internet atau perusahaan lain yang menggunakan format MP3. Bahkan, ia tidak tertarik terhadap uang sama sekali. “Saya tidak peduli dengan angka-angka yang ada di buku tabungan saya. Tetapi, saya sangat puas dengan apa yang telah saya lakukan, dengan rekan-rekan kerja, dan apa yang telah kami hasilkan bersama,” ujarnya pada majalah Jerman, Der Spiegel. Namun demikian, Brandenburg tidak berpikir bahwa sistem ini akan
menghancurkan industri musik seperti yang banyak pihak telah ramalkan.
“Saya pikir hal itu tak akan terjadi, tetapi kita memang telah mengubah industri… Industri harus memahami cara mengendalikan media digital yang baru ini dan peluang yang menyertainya. Mereka harus berkonsentrasi pada hal-hal yang positif ketimbang yang negatif.”

Menolak tawaran
Dengan segala kesuksesan yang telah ia raih, berbagai tawaran menggiurkan pun datang menghampiri, termasuk posisi keprofesoran di Amerika Serikat. Meski demikian, ia tetap bersikap sederhana dan rendah hati. Tampaknya ia sudah cukup bahagia dengan ‘dunia kecil’-nya di pinggiran kota Berlin.

Ia pernah berkata pada pers Jerman bahwa setiap kali ia berselancar di internet dan menemukan situs MP3 terbaru dan mengetahui bahwa masyarakat menikmati sesuatu yang pernah ia buat, “Hal itu memberikan perasaan senang yang tak terlukiskan,” ujar Brandenburg suatu hari.

http://www-mp3player.blogspot.com/2009/03/sejarah-penemuan-mp3.html

Pemutar MP3 (MP3 Player)

Pemutar audio digital MP3 atau yang biasa disebut dengan MP3 Player merupakan suatu piranti portable yang dapat memainkan file audio digital MP3. sedangkan MP3 sendiri adalah suatu format kompresi file audio yang mempunyai ukuran kecil sehingga dapat dikirimkan melalui internet ataupun disimpan dalam bentuk file digital.

Beberapa Hal yang perlu diketahui pada Pemutar MP3

Berdasarkan cara kerjanya, pemutar mp3 player dibagi menjadi dua kategori, yaitu yang memiliki harddisk drive sebagai alat penyimpan yang dapat menyimpan lebih banyak file lagu tetapi lebih mahal dan yang memiliki memori flash yang memiliki harga lebih murah tetapi kapasitas penyimpanannya sedikit. Ada pula beberapa varian pemutar MP3 yang memiliki harddisk drive dan memori flash sekaligus, misalnya Archos Gmini 400.

Penyimpan data

Hard Drive, pemutar MP3 yang menggunakan hard drive untuk media penyimpanannya saat ini masih didominasi oleh Apple dengan produknya yaitu iPod. Model dari Apple iPod yang memiliki hard drive bervariasi dengan kapasitas 15, 20, 30, 40 hingga 60 GB yang bisa memuat sampai 3.700 – 15.000 lagu.

Memori Flash, salah satu kelemahan dari pemutar MP3 yang menggunakan hard drive yaitu jika hard drive rusak maka pemutar MP3 tersebut tidak dapat dipakai lagi, berbeda dengan yang menggunakan memori flash, karena jika memori flash tersebut rusak maka kita hanya menggantinya dengan yang baru sehingga pemutar MP3 dapat digunakan kembali tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Memori flash biasanya berbentuk kartu kecil yang dapat dimasukkan ke slot memori yang ada pada pemutar MP3 dan bersifat non-volatil.

Sampling Rate

Banyaknya lagu yang dapat disimpan oleh pemutar MP3 tidak hanya dipengaruhi oleh kapasitas penyimpanan dari pemutar MP3 tersebut, tetapi juga dipengaruhi kualitas suara yang dipilih. Karena jika Anda menginginkan file musik dengan kualitas tinggi ketika ripping (konversi audio digital dari CD musik ke format MP3), file akan berukuran besar, sehingga jumlah lagu yang dapat disimpan lebih sedikit. Jika Anda menghendaki suara berkualitas rendah, maka pemutar tersebut akan bisa memuat lebih banyak lagu. Kualitas dari lagu ditentukan oleh sampling rate, jumlah (dalam satuan kilobit per detik) dimana sebuah lagu diukur (diambil sampelnya) dan dikonversi ke nilai digital. Misalnya, sebuah lagu yang diambil sampelnya pada 192 kilobit per detik akan memiliki ukuran tiga kali lebih besar dari ukuran lagu pada 64 kilobit per detik dan memiliki kualitas suara yang lebih bagus.

Proses transfer file

Ketika membeli pemutar audio, Anda juga akan menerima perangkat lunak yang bisa menstransfer file MP3 dari computer ke pemutar MP3. Proses transfer ini menggunakan port berkecepatan tinggi seperti FireWire atau USB.

Umur Baterai

Umur baterai dari pemutar MP3 bervariasi. Jika menggunakan baterai model Li-Ion atau Li-Po, pemutar MP3 bisa bertahan hingga 15 jam dan dapat diisi ulang. Berbeda dengan yang menggunakan baterai AA. Walaupun mampu bertahan hampir sama dengan baterai model Li-Ion atau Li-Po, tetapi tidak dapat diisi ulang, meskipun saat ini banyak baterai AA yang dapat diisi ulang, namun daya tahan baterai tidak mampu bertahan selama 1 jam.

Fitur-fitur lain

Banyak pemutar MP3, terutama yang berbasis flash, dapat digunakan sebagai penerima siaran radio FM. Sebagian besar pemutar MP3 juga bisa digunakan untuk merekam suara berkualitas tinggi dengan memakai mikrofon tambahan. Ada juga yang memiliki mikrofon internal untuk merekam suara yang cocok untuk merekam percakapan. Selain itu, ada pula pemutar MP3 yang mempunyai sepasang earphone sehingga dua orang dapat mendengar bersamaan.

Dampak Sosial dari Pemutar MP3

Pemutar MP3 bisa berdampak positif maupun negatif dalam kehidupan social manusia. Dampak positif dari penggunaan pemutar MP3 yaitu dapat mengurangi stress karena dengan mendengarkan musik tentunya yang sesuai dengan selera masing-masing individu akan memperoleh kesenangan dan ketenangan jiwa, selain itu pemutar MP3 bersifat fleksibel yang artinya kita dapat mendengarkan musik kapan pun, dimana pun dan dalam keadaan apapun.

Selain berdampak positif, pemutar MP3 juga memiliki dampak negative. Berdasarkan penelitian para ahli di AS, sekitar 12 % anak-anak dan remaja di AS menderita kurang pendengaran, dan para ahli medis memperkirakan hal tersebut disebabkan oleh efek pemutar MP3. Menurut National Institute of Occupational Safety and Health, batas maksimum untuk mendengar secara aman adalah 85 desibel untuk 8 jam. Akan tetapi, volume kebanyakan pemutar CD potable atau MP3 berkisar antara 91 hingga 121 desibel, dan earphone pun turut memberi tambahan 7-8 desibel.

http://ardianto.eskaprianda.students-blog.undip.ac.id/2009/06/10/pemutar-mp3/

Jumat, 04 November 2011

PENGANTAR TASAWUF

PENGERTIAN TASAWUF

Secara etimologi :

1. Shuffah

2. Ahlu Al Shuffah

3. Shaff

4. Shafa

5. Ibnu al Shuf

6. Sophos

Ø Tasawuf berasal dari kata Shuffah, yaitu sebutan bagi orang – orang yang hidup di sebuah gubuk yang dibangun oleh Rasulullah SAW. di sekitar Masjid Madinah, mereka ikut nabi saat hijrah dari Mekah ke Madinah. Mereka hijrah dengan meninggalkan harta benda, mereka hidup miskin, mereka bertawakal (berserah diri) dan mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ø Tasawuf juga berasal dari kata Shafa’ (suci bersih), yaitu sekelompok orang yang berusaha menyucikan hati dan jiwanya karena Allah. Sufi berarti orang – orang yang hati dan jiwanya suci bersih dan disinari cahaya hikmah, tauhid, dan hatinya terus bersatu dengan Allah SWT.

Ø Tasawuf juga berasal dari kata shuf (pakaian dari bulu domba atau wol). Mereka di sebut sufi karena memakai kain yang terbuat dari bulu domba. Pakaian yang menjadi ciri khas kaum sufi, bulu domba atau wol saat itu bukanlah wol lembut seperti sekarang melainkan wol yang sangat kasar, itulah lambang dari kesederhanaan. Berbeda dengan orang-orang kaya saat itu yang kebanyakan memakai kain sutra.

Ø shaf yang berarti baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam salat atau dalam perang suci.

Secara terminology :

- Tidak ada kesepakatan

- Muncul berbagai macam definisi

Menurut Ibrahim Basjmi, Dari beberapa definisi dapat dikelompokkan dalam 3 kategori:

1. Al BIdayat (kesadaran spiritual). Dalam hal ini tasawufsebagai upaya memahami hakikat Allah dengan melupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia

2. Al Mujahadah (Perjuangan), Tasawuf sebagai usaha yang sungguh agar berada sedekat mungkin dengan Allah.

3. Al Madzaqat. Tasawuf diartikan sebagai apa dan bagaimana yang telah dialami oleh sufi dalam upaya mendekatkan diri pada Allah.

Dapat disimpulkan:

1. Tasawuf adalah moralitas2 yang berazaskan Islam

2. Pengakuan terhadap nilai kerohanian lebih tinggi dari nilai keduniawian yang diikuti oleh upaya peningkatan martabat rohani.

MUNCULNYA TASAWUF

FAKTOR INTERN

1. Alqur’an dan Hadits

2. Kepribadian nabi

Kehidupan Nabi yang sangat sederhana dan banyak member contoh tauladan dalam peningkatan hidup rohani. Ex: Nabi berkhalwat di Gua Hira, Kesederhana.

3. Keadaan social

a. Kedaulatan islam yang lebih mengutamakan kemajuan duniawi duniawi, sementara kehidupan rohani menurun dan

b. Muncul sekelompok orang yang mengisolasi diri sebagai protes terhadap kesadaran social politik yang ada.

FAKTOR EKSTERN

1. Persentuhan pemikiran Islam dengan agama-agama non Islam

Banyak kesamaan antara tasawuf dengan mistik dalam agama lain.

o Pengaruh Hindu = Mantra dengan wirid + Reinkarnasi

o Pengaruh Budha = ajaran nirwana

o Pengaruh Nasrani = kehidupan biara / wati + pakaian shuf

2. Pemikiran Islam dengan filsafat Yunani

o Neoplatonisne

a. Emanasi (adalah teori pancaran tentang urutan-urutan wajud atau teori tentang keluarnya sesuatu wujud yang mumkin (alam dan makhluk) dari Zat yang wajibul wujud (Tuhan).

b. Roh berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan

o Dalam perkembangannya tasawuf banyak dipengaruhi / dicampur dengan filsafat

PERKEMBANGAN TASAWUF

1. Masa Pembentukan ( I , II H)

a. Tasawuf muncul sebagai upaya protes terhadap keadaan social dengan gerakan isolasi diri

b. Bentuknya zuhud

c. Karakteristik zuhud

1) Dilatar belakangi masalah social politik, sederhana dan praktis.

2) Motifnya khouf dan raja’ ( I H) dan Mahabbah (II H)

2. Masa pengembangan ( III + IV H) bentuknya mahabbah.

a. Muncul berbagai macam aliran / faham dalam tasawuf

b. Tasawuf dikelompokkan dalam 2 aliran:

1) Tasawuf Sunni (Manusia tidak bias bersatu dengan Allah)

2) Tasawuf Semi Falsafi ( Manusia bias bersatu dengan Allah)

3. Masa konsolidasi (V H)

a. Tasawuf mengdakan pembaharuan yang ditandai pemantapan dan pengembalian tasawuf pada landasannya ( Al Qur’an dan Hadits)

b. Terjadi kompetisi antara tasawuf sunni dengan tasawuf Semi falsafi

c. Tasawuf Sunni menang dan tasawuf semi falsafi tenggelam

d. Tokohnya:

1) Al Ghazali à Ihya’

2) Al Qusyairi à Risalah Al Qusyairiyah

4. Masa Tasawuf Falsafi ( VI, VII H)

a. Setelah Ta. Semi falsafi tenggelam, maka muncul lagi pada abad VI H ditangan ibnu Arabi (Wahdatul wujud)

b. Lebih banyak bercampur dengan filsafat, sehingga disebut tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat. Pemakaian istilah2 filsafat yang maknanya disesuaikan dengan tasawuf.

c. Menjelang abad VII muncul tarekat

1) Tarekat mengakui seroang guru dalam tasawufnya yang mengarah pada pengkultusan seorang guru

2) Dalam tarekat, secara kualitas menurun tetapi secara kuantitas meningkat.

5. Masa pemurnian (VIII H)

a. Dengan munculnya tarekat dianggap telah diwarnai tahayul, khurafat dan bid’ah sehingga tasawuf telah keluar dari Islam

b. Tasawuf dianggap menjadi penyebab kemunduran islam

c. Muncul pembaharuan islam yang menyerang penyelewngan2 sufi

d. Tokohnya Ibnu Taimiyah yang ajarannya bahwa tasawuf tidak harus masuk dalam tarekat, tetapi menghayati ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan nabi, dengan tetap melibatkan diri dalam kegiatan social .


MAQAMAT

Etimologis, jamak dari maqam = kedudukan , posisi, tingkatan.

Istilah = suatu tahap yang harus ditempuh oleh seroang sufi untuk sampai pada Allah.

1. Zuhud, (tidak ingin sesuatu kepada sesuatu yang bersifat keduniawian)

2. Al taubah (kembali), Sufi = memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan, disertai janji yang sungguh-sungguh, tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut, yang disertai melakukan amal kebajikan.

3. Al Wara’ (shalehm menjauhkan diri dari perbuatan dosa), Sufi = meninggalkan segala yang didalamnya terdapat keragu-raguan antara yang halal dan haram.

4. Al Faqir (orang yang berhajat, butuh), sufi = tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada diri kita.

5. Al Shabr (tabah hati), sabar dalam menjalankan perintah Allah dan memnjauhi larangan-Nya.

6. Tawakkal (menyerahkan diri), harun nasution, tawakkal adalah menyerahkan diri kepada takdir dan keputusan Allah.

7. Ridha (rela, suka, senang), Harun Nasution= tidak berusaha menentang qadha dan qadar Allah.

AHWAL

Etimologis, jamak dari hal = keadaan, yaitu keadaan hati yang dialami oleh para sufi dalam menempuh dalan untuk dekat kepada Tuhan.

1. Al Murawabah, kesadaran diri bahwa ia selalu berhadapan dengan Allah dalam keadaan di awasinya.

2. Al Khauf, sikap mental merasa takut keapda Allah karena kurang sempurna pengabdiannya.

3. Al Raja’, sikap mental optimism dalam memperoleh karunia dan nikmat illahi yang disediakan bagi hambanya yang shaleh.

4. Al Syauq, rindu, kondisi kejiwaan yang menyertai mahabbah.

5. Al Tuhma’ninah, tidak ada was-was atau khawatir, tidak ada yang dapat mengganggu perasaan dan pikiran.

6. Musyahadah, menyaksikan dengan mata kepala.

7. Al Yakin,

Kamis, 20 Oktober 2011

KRITISISME IMMANUEL KANT

Immanuel Kant adalah seroang filosof besar yang muncul dalam pentas pemikiran filosofis zaman Aufklarung Jerman menjelang akhir abad 18. Ia lahir di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prussia Timur, pada tanggal 22 April 1724. Kant lahir sebagai anak keempat dari suatu keluarga miskin. Orang tua Kant adalah pembuat pelana kuda dan penganut setia gerakan Peitisme. Pada usia 8 tahun Kant memulai pendidikan formalnya di Collegium Fridericianum, sekolah yang berlandaskan semangat Peitisme.

Perkembangan pemikiran kant megnalami empat periode;

1. Periode pertama ialah ketika ia masih dipengaruhi oleh Leibniz Wolf, yaitu samapi tahun 1760. Periode ini sering disebut periode rasionalistik

2. Periode kedua berlangsung antara tahun 1760 – 1770, yang ditandai dengan semangat skeptisisme. Periode ini sering disebut periode empiristik

3. Periode ketiga dimulai dari inaugural dissertation-nya pada tahun 1770. Periode ini bisa dikenal sebagai tahap kritik.

4. Periode keempat berlangsung antara tahun 1790 sampai tahun 1804. Pada periode ini Kant megnalihkan perhatiannya pada masalah religi dan problem-problem sosial. Karya Kant yang terpenting pada periode keempat adalah Religion within the Limits of Pure Reason (1794) dan sebuah kumpulan esei berjudul Eternal Peace (1795).

Akar-akar Pemikiran Kant

Immanuel kant adalah filsuf yang hidup pada puncak perkembangan “Pencerahan”, yaitu suatu masa dimana corak pemikiran yang menekankan kedalaman unsur rasionalitas berkembang dengan pesatnya. Pasa masa itu lahir berbagai temuan dan paradigma baru dibidang ilmu, dan terutama paradigma ilmu fisika alam. Heliosentris temuan Nicolaus Copernicus (1473 – 1543) di bidang ilmu astronomi yang membutuhkan paradigma geosentris, mengharuskan manusia mereinterpretasikan pandangan duniannya, tidak hanya pandangan dunia ilmu tetapi juga keagamaan.

Selanjutnya ciri kedua adalah apa yang dikenal dengan deisme, yaitu suatu paham yang kemudian melahirkan apa yang disebut Natural Religion (Agama alam) atau agama akal. Deisme adalah suatu ajaran yang mengakui adanya yang menciptakan alam semesta ini. Akan tetapi setelah dunia diciptakan, Tuhan menyerahkan dunia kepada nasibnya sendiri. Sebab ia telah memasukkan hukum-hukum dunia itu ke dalamnya. Segala sesuatu berjalan sesuai dengan hukum-hukumnya. Manusia dapat menunaikan tugasnya dalam berbakti kepada Tuhan dengan hidup sesuai dengan hukum-hukum akalnya. Maksud paham ini adalah menaklukkan wahyu ilahi beserta degan kesaksian-kesaksiannya, yaitu buku-buku Alkitab, mukjizat, dan lain-lain kepada kritik akal serta menjabarkan agama dari pengetahuan yang alamiah, bebas dari pada segala ajaran Gereja. Singkatnya, yang dipandang sebagai satu-satunya sumber dan patokan kebenaran adalah akal.

Kant berusaha mencari prinsip-prinsip yang ada dalam tingkah laku dan kecenderungan manusia. Inilah yang kemudian menjadi kekhasan pemikiran filsafat Kant, dan terutama metafisikanya yang – dianggap – benar-benar berbeda sama sekali dengan metafisikan pra kant.

Pengaruh Leibniz dan Hume

Leibniz-Wolf dan Hume merupakan wakil dari dua aliran pemikiran filosofis yang kuat melanda Eropa pada masa Pencerahan. Leibniz tampil sebagai tokoh penting dari aliran empirisisme.

Di sini jelas, bahwa epistemologi ‘ala Leibniz bertentangan dengan epistemologi Hume. Leibniz berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia adalah rasionya saja, dan bukan pengalaman. Dari sumber sejati inilah bisa diturunkan kebenaran yang umum dan mutlak. Sedangkan Hume megnajarkan bahwa pengalamanlah sumber pengetahuan itu. Pengetahuan rasional mengenai sesuatu terjadi setelah itu dialami terlebih dahulu.

Epistemologi Kant, Membangun dari Bawah

Filsafat Kant berusaha mengatasi dua aliran tersebut dengan menunjukkan unsur-unsur mana dalam pikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur-unsur mana yang terdapat dalam akal. Kant menyebut perdebatan itu antinomy, seakan kedua belah pihak merasa benar sendiri, sehingga tidak sempat memberi peluang untuk munculnya alternatif ketiga yang barangkali lebih menyejukkan dan konstruktif.

Mendapatkan inspirasi dari “Copernican Revolution”, Kant mengubah wajah filsafat secara radikal, dimana ia memberikan filsafatnya, Kant tidak mulai dengan penyeledikan atas benda-benda yang memungkinkan mengetahui benda-benda sebagai objek. Lahirnya pengetahuan karena manusia dengan akalnya aktif mengkonstruksi gejala-gejala yang dapat ia tangkap. Kant mengatakan:

Akal tidak boleh bertindak seperti seroang mahasiswa yang Cuma puas dengan mendengarkan keterangan-keterangan yang telah dipilihkan oleh dosennnya, tapi hendaknya ia bertindak seperti hakim yang bertugas menyelidiki perkara dan memaksa para saksi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ia sendiri telah rumuskan dan persiapkan sebelumnya.

Upaya Kant ini dikenal dengan kritisisme atau filsafat kritis, suatu nama yang diberikannya sendiri. Kritisisme adalah filsafat yang memulai perjalannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan kritik atas rasio murni, lalu kritik atas rasio praktis, dan terakhir adalah kritik atas daya pertimbangan.

1. Kritik atas Rasio Murni

Dalam kritik ini, atara lain kant menjelaskan bahwa ciri pengetahuan adalah bersifat umum, mutlak dan memberi pengertian baru. Untuk itu ia terlebih dulu membedakan adanya tiga macam putusan, yaitu:

a. Putusan analitis apriori; dimana predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada subjek, karena sudah termuat di dalamnya (msialnya, setiap benda menempati ruang).

b. Putusan sintesis aposteriori, misalnya pernyataan “meja itu bagus” di sini predikat dihubungkan dengan subjek berdasarkan pengalaman indrawi, karena dinyatakan setelah (=post, bhs latin) mempunyai pengalaman dengan aneka ragam meja yang pernah diketahui.

c. Putusan sintesis apriori; disini dipakai sebagai suatu sumber pengetahuan yang kendati bersifat sintetis, namun bersifat apriori juga. Misalnya, putusan yang berbunyi “segala kejadian mempunyai sebabnya”. Putusan ini berlaku umum dan mutlak, namun putusan ini juga bersifat sintetis dan aposteriori. Sebab di dalam pengertian “sebab”. Maka di sini baik akal maupun pengalaman indrawi dibutuhkan serentak. Ilmu pasti, mekanika dan ilmu pengetahuan alam disusu atas putusan sintetis yang bersifat apriori ini.

Tiga tingkatan pengetahuan manusia, yaitu:

a. Tingkat Pencerapan Indrawi (Sinneswahrnehmung)

Unsur apriori, pada taraf ini, disebut Kant dengan ruang dan waktu. Dengan unsur apriori ini membuat benda-benda objek pencerapan ini menjadi ‘meruang’ dan ‘mewaktu’. Pengertian kant mengenai ruang dan waktu ini berbeda dengan ruang dan waktu dalam pandangan Newton. Kalau Newton menempatkan ruang dan waktu ‘di luar’ manusia, kant megnatakan bahwa keduanya adalah apriori sensibilitas. Maksud Kant, keduanya sudah berakar di dalam struktur subjek. Ruang bukanlah ruang kosong, ke dalamnya suatu benda bisa ditempatkan; ruang bukan merupakan “ruang pada dirinya sendiri” (Raum an sich). Dan waktu bukanlah arus tetap, dimana pengindraan-pengindraan berlangsung, tetapi ia merupakan kndisi formal dari fenomena apapun, dan bersifat apriori.

Yang bisa diamati dan diselidiki hanyalah fenomena-fenomena atau penampakan-penampakannya saja, yang tak lain merupakan sintesis antara unsur-unsur yang datang dari luar sebagai materi dengan bentuk-bentuk apriori ruang dan waktu di dalam struktur pemikiran manusia.

b. Tingkat Akal Budi (Verstand)

Bersamaan dengan pengamatan indrawi, bekerjalah akal budi secara spontan. Tugas akal budi adalah menyusun dan menghubungkan data-data indrawi, sehingga menghasilkan putusan-putusan. Dalam hal ini akal budi bekerja dengan bantuan fantasinya (Einbildungskarft). Pengetahuan akal budi baru dieroleh ketika terjadi sintesis antara pengalaman inderawi tadi dengan bentuk-bentuk apriori yang dinamai Kant dengan ‘kategori’, yakni ide-ide bawaan yang mempunyai fungsi epistemologis dalam diri manusia.

c. Tingkat intelek / Rasio (Versnunft)

Idea ini sifatnya semacam ‘indikasi-indikasi kabur’, petunjuk-petunjuk buat pemikiran (seperti juga kata ‘barat’ dan ‘timur’ merupakan petunjuk-petunjuk; ‘timur’ an sich tidak pernah bisa diamati). Tugas intelek adalah menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan pada tingkat dibawahnya, yakni akal budi (Verstand) dan tingkat pencerapan indrawi (Senneswahnehmung). Dengan kata lain, intelek dengan idea-idea argumentatif.

Kendati Kant menerima ketiga idea itu, ia berpendapat bahwa mereka tidak bisa diketahui lewat pengalaman. Karena pengalaman itu, menurut kant, hanya terjadi di dalam dunia fenomenal, padahal ketiga Idea itu berada di dunia noumenal (dari noumenan = “yang dipikirkan”, “yang tidak tampak”, bhs. Yunani), dunia gagasan, dunia batiniah. Idea mengenai jiwa, dunia dan Tuhan bukanlah pengertian-pengertian tentang kenyataan indrawi, bukan “benda pada dirinya sendiri” (das Ding an Sich). Ketiganya merupakan postulat atau aksioma-aksioma epistemologis yang berada di luar jangkauan pembuktian teoretis-empiris.

2. Kritik atas Rasio Praktis

Maxime (aturan pokok) adalah pedoman subyektif bagi perbuatan orang perseorangan (individu), sedangkan imperative (perintah) merupakan azas kesadaran obyektif yang mendorong kehendak untuk melakukan perbuatan. Imperatif berlaku umum dan niscaya, meskipun ia dapat berlaku dengan bersyarat (hypothetical) atau dapat juga tanpa syarat (categorical). Imperatif kategorik tidak mempunyai isi tertentu apapun, ia merupakan kelayakan formal (=solen). Menurut kant, perbuatan susila adalah perbuatan yang bersumber paa kewajiban dengan penuh keinsyafan. Keinsyafan terhadap kewajiban merupakan sikap hormat (achtung). Sikap inilah penggerak sesungguhnya perbuatan manusia.

Kant, ada akhirnya ingin menunjukkan bahwa kenyataan adanya kesadaran susila mengandung adanya praanggapan dasar. Praanggapan dasar ini oleh Kant disebut “postulat rasio praktis”, yaitu kebebasan kehendak, immortalitas jiwa dan adanya Tuhan.

Pemikiran etika ini, menjadikan Kant dikenal sebagai pelopor lahirnya apa yang disebut dengan “argumen moral” tentang adanya Tuhan. Sebenarnya, Tuhan dimaksudkan sebagai postulat. Sama dengan pada rasio murni, dengan Tuhan, rasio praktis ‘bekerja’ melahirkan perbuatan susila.

3. Kritik atas Daya Pertimbangan

Kritik atas daya pertimbangan, dimaksudkan oleh Kant adalah mengerti persesuaian kedua kawasan itu. Hal itu terjadi dengan menggunakan konsep finalitas (tujuan). Finalitas bisa bersifat subjektif dan objektif. Kalau finalitas bersifat subjektif, manusia mengarahkan objek pada diri manusia sendiri. Inilah yang terjadi dalam pengalaman estetis (kesenian). Dengan finalitas yang bersifat objektif dimaksudkan keselarasan satu sama lain dari benda-benda alam.

Idealisme Transedental : Sebuah Konsekuensi

Tidak mudah memahami kant, terutama ketika sampai pada teorinya: realisme empirikal (Empirical realism) dan Idealisme transendental (transendental idealism), apalagi jika mencoba mempertemukan bagian-bagian dari teorinya itu. Istilah “transenden” berhadapan dengan istilah ‘empiris’, dimana keduanya sama-sama merupakan term epistemologis, namun sudah tentu mengandung maksud yang berbeda; yang pertama berarti independent dari pengalaman (dalam arti transenden), sedang yang terakhir disebut berarti imanen dalam pengalaman. Begitu saja “realisme” yang berlawanan dengan “idealisme”, adalah dua istilah ontologis yang masing-masing bermakna: “lepas dari eksistensi subyek” (independet of my existance) dan “bergantung pada eksistensi subyek” (dependent of my existence). Teori Kant ini mengingatkan kita kepada filsuf Berkeley dan Descartes. Berkeley sduah tentu seorang empirisis, tetapi ia sekaligus muncul sebagai seroang idealis. Sementara Descartes bisa disebut seorang realis karena ia percaya bahwa eksistensi obyek itu, secara umum, independen dari kita, tetapi ia juga memahami bahwa kita hanya mengetahui esensinya melalui idea bawaan innate ideas) secara “clear and distinct”, bukan melalui pengalaman. Inilah yang kemudian membuat Descartes sebagai seorang “realis transendental”.


REFERENSI

Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu. Jogjakarta: Belukar, 2004.